Senin, 03 Mei 2021

 

I Nyoman Aditya Parwangsa

Pertama Langsung Sabet Perak



Kualitas peneliti-peneliti muda asal Bali tidak boleh dipandang remeh. Dari tahun ke tahun, sejumlah peneliti muda Bali selalu menorehkan prestasinya baik di tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional. Terbaru, peneliti asal SMAN 8 Denpasar berhasil meraih medali perak (silver) di ajang International Young Scientist Innovation Exhibition, tanggal 8-12 Juli 2019, di Mandarin Court Hotel  Kuala Lumpur kemarin. Prestasi internasional ini diraih oleh 4 anak hebat dari SMAN 8 Denpasar. Salah satunya ialah Adit.

Bersama temannya, Adit mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Combination of Anredera Leaf Extract (Anredera Cordifolia) and Moringa Leaf Extract (Moringo Oleivera) for Lower Blood Sugar Level (Kombinasi Ekstrak Daun Binahong dan Daun Kelor Untuk Menurunkan kadar Gula)”. Dengan kehebatannya, pria bernama lengkap I Nyoman Aditya Parwangsa ini sukses meyakinkan juri hingga memperoleh medali perak.

Bagi Adit, prestasi ini sungguh di luar dugaan. Pasalnya, ia tidak memiliki latar belakang yang kuat sebagai peneliti. Pria yang lahir pada tanggal 5 November 2002 ini memulai kecintaannya terhadap research sejak kelas X (satu tahun lalu). Bermodalkan dengkul, ia iseng-iseng masuk ektra jurnalitik di sekolahnya.

Jam terbang mengikuti lomba-lomba pun masih sangat minim. Momen keikutsertaannya dalam ajang kemarin di Malaysia merupakan yang pertama kalinya. Sebelumnya, pria yang duduk dibangku kelas XI ini belum pernah sekalipun ikut lomba penelitian ilmiah baik tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Karena itulah, dirinya tidak pernah membayangkan akan mendapat medali merak.

Minim pengalaman, tidak menyebabkan Adit minder dan patah semangat. Sebelum berangkat ke Malaysia, Adit harus konsen selama kurang lebih 2 bulan untuk menyelesaikan penelitiannya. Di samping itu, ia juga terus berlatih untuk memantapkan skil berbahasa Ingrisnya. Syukurnya, kedua orang tuanya sangat mendukung. Inilah suntikan semangat sampingan yang membuat ia makin bersemangat untuk mengikuti lomba karya ilmiah kemarin. “Di samping niat dan kemauan, dukungan papa-mama juga sangat berharga hingga aku seperti sekarang,” tutur pria berzodiak Scorpio ini.

Tiba di Kuala Lumpur, Adit sempat gentar. Pria pasangan dari I Wayan Parwata dan Ni Wayan Putri Anggeriani ini sempat pesimis. Pasalnya, jumlah pesertanya tergolong cukup banyak. Total negara yang ikut berpartisipasi ialah 10. Namun, masing-masing negara  itu mengirim banyak tim. Tim paling banyak berasal dari Malaysia. Sedangkan, Indonesia paling sedikit, hanya dua tim yaitu dari SMAN 8 dan SMAN 4 Denpasar.

Untuk mengatasi rasa grogi itu, Adit membulatkan tekadnya. Karena ia sadar, dirinya berjuang membawa nama besar RI. Beban yang tentu sangat berat bagi dirinya. Akan tetapi, ia berusaha tenang ketika mempresentasikan hasil penelitiannya. Karena dia yakin apa pun yang dilakukan dengan penuh keseriusan dan kerja keras pasti akan mendapat hasil setimpal. Filosofi inilah yang menumbuhkan rasa percaya dirinya. “Jangan berpikir pertama kali. Itu bakal bikin minder. Lakukan dengan serius, semangat, yakin, dan doa. Semua akan menjadi biasa,” ujar alumni SMP Cipta Dharma ini.

Meskipun sudah berprestasi di tingkat internasional, namun tidak membuat Adit tinggi hati. Pria berbadan tambun ini tetap dikenal sebagai sosok yang murah senyum, supel dan santun terhadap semua orang. Baginya, prestasi hanya motivasi untuk belajar lebih giat dan tekun lagi. “Prestasi bukan untuk dibangga-banggakan!” sarannya. (Dayu Tantri)

0 komentar:

Posting Komentar