Selasa, 04 Mei 2021

 

MOS: Smansa Denpasar Dukung Ada Perploncoan

 

Foto: today.line.me
Jika mendengar istilah perploncoan dalam kegiatan MOS, masyarakat pasti berpikiran negatif. Mereka pasti membayangkan bahwa aksi perploncoan sama dengan aksi kekerasan. Uups…tunggu dulu. Aksi perploncoan itu juga terjadi pada anak-anak Smansa Denpasar tahun ini. Tetapi....aksi itu ada batasnya, lho.

Menurut Ni Putu Tina Merari, pelaksanaan MOS di Smansa Denpasar tahun ini hampir mirip dengan kegiatan tahun lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ada yang bersifat sosial, pengabdian ke masyarakat, ceramah pembentukan sikap kepimpinan, dan lain sebagainya. “Memang ada perplocoan tapi sedikit dan tidak keterlaluan. Kan semua demi pembentukan mental anak-anak siswa baru,” terang siswi berparas cantik, yang kini masih tercatat sebagai siswa di Smansa Denpasar.

Hal senada juga dikemukakan oleh Kadek Vivi Kusuma, teman satu sekolah Tina. Ia membenarkan adanya perplocoan dalam kegiatan MOS tahun ini, tetapi masih sebatas kewajaran. Menurutnya, menghadapi persaingan yang ketat di Smansa Denpasar dibutuhkan ketahanan mental yang tangguh. Oleh karena itu, ia mendukung adanya perploncoan. ”Tapi ingat, perploncoan yang sifatnya mendidik dan manusiawi,” ujarnya serius.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Ketut Mitha Puspani. Ia membenarkan bahwa telah terjadi perploncoan yang dilakukan senior kepada juniornya. Hal ini dilakukan pada hari minggu saat pra MOS. Namun, ia menegaskan bahwa perploncoan itu tidak berlangsung lama. ”Ya, harus tahu batas-batasnyalah, ” ujarnya.

Menanggapi adanya balas dendam dalam MOS, Tina membantah pernyataan itu. Menurutnya, perploncoan yang dilakukan senior kepada juniornya di Smansa Denpasar tidak ada kaitannya dengan balas dendam. Ia menegaskan bahwa segala bentuk tindakan dalam MOS sudah mendapat persetujuan dari pihak OSIS dan sekolah. ”Jadi, tidak benar ada unsur balas dendam antara senior kepada junior. Semua semata-mata untuk mendidik,” ungkapnya. (Deby)

0 komentar:

Posting Komentar