MOS: Smansa Denpasar Dukung
Jika
mendengar istilah perploncoan dalam kegiatan MOS, masyarakat pasti berpikiran
negatif. Mereka pasti membayangkan bahwa aksi perploncoan sama dengan aksi
kekerasan. Uups…tunggu dulu. Aksi perploncoan itu juga terjadi pada anak-anak
Smansa Denpasar tahun ini. Tetapi....aksi itu ada batasnya, lho.Foto: today.line.me
Menurut Ni Putu Tina Merari, pelaksanaan MOS di Smansa Denpasar tahun ini hampir mirip dengan kegiatan
tahun lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ada yang bersifat sosial, pengabdian
ke masyarakat, ceramah pembentukan sikap kepimpinan, dan lain sebagainya. “Memang
ada perplocoan tapi sedikit dan tidak keterlaluan.
Hal senada juga dikemukakan oleh Kadek Vivi Kusuma, teman satu sekolah
Tina. Ia membenarkan adanya perplocoan dalam kegiatan MOS tahun ini, tetapi
masih sebatas kewajaran. Menurutnya, menghadapi persaingan yang ketat di Smansa
Denpasar dibutuhkan ketahanan mental yang tangguh. Oleh karena itu, ia
mendukung adanya perploncoan. ”Tapi ingat, perploncoan yang sifatnya mendidik
dan manusiawi,” ujarnya serius.
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Ketut Mitha Puspani. Ia
membenarkan bahwa telah terjadi perploncoan yang dilakukan senior kepada
juniornya. Hal ini dilakukan pada hari minggu saat pra MOS. Namun, ia
menegaskan bahwa perploncoan itu tidak berlangsung lama. ”Ya, harus tahu batas-batasnyalah,
” ujarnya.
Menanggapi adanya balas dendam dalam MOS,
Tina membantah pernyataan itu. Menurutnya, perploncoan yang dilakukan senior kepada
juniornya di Smansa Denpasar tidak ada kaitannya dengan balas dendam. Ia
menegaskan bahwa segala bentuk tindakan dalam MOS sudah mendapat persetujuan
dari pihak OSIS dan sekolah. ”Jadi, tidak benar ada unsur balas dendam antara
senior kepada junior. Semua semata-mata untuk mendidik,” ungkapnya. (Deby)
0 komentar:
Posting Komentar