Lebihi
Kuota, Siswa Sekolah Negeri Favorit Terpaksa Masuk Siang
Kasus penerimaan siswa baru melebihi kuota terjadi di sejumlah sekolah di Denpasar. Kasus ini terjadi terutama pada sekolah-sekolah negeri favorit. Misalnya, SMP Negeri 1 Denpasar yang kuotanya 192 membengkak menjadi 492 siswa, dan SMA Negeri 1 Denpasar yang semula kuotanya 200-an membengkak menjadi 500-an. Akibatnya, beberapa sekolah negeri favorit di Denpasar terpaksa memberlakukan kelas siang.
Menurut Made Roni Sianturi,
membengkaknya jumlah siswa di sekolah negeri favorit merupakan bukti bahwa kepercayaan
masyarakat terhadap sekolah negeri sangat tinggi. Ia menambahkan kepercayaan
ini muncul karena sekolah negeri favorit memang unggul dalam segala hal jika
dibandingkan dengan sekolah biasa. ”Orang tua siswa pasti menginginkan
pendidikan berkualitas. Ya, pilihannya sekolah negeri favorit,” terang siswa
yang kini berstatus sebagai siswa Smansa Denpasar ini. Namun, ia mengusulkan
agar sekolah negeri favorit tidak menerima berlebihan seperti tahun ini. ”Dampaknya
siswa terpaksa ada yang sekolah siang, karena kelas nggak cukup,” imbuhnya.
Senada dengan hal ini, I
Kadek Arya Winata mengemukakan bahwa kelengkapan fasilitas sekolah dan juga
kualitas guru-gurunya juga merupakan faktor daya tarik sekolah negeri favorit.
Ia berpendapat bahwa kualitas fasilitas dan guru di sekolah favorit memang
lebih unggul sehinggal wajar kulitas pendidikannya lebih unggul. Faktor inilah
yang mendorong masyarakat ingin berebut menyekolahkan anaknya di sekolah negeri
favorit. Namun demikian, ia mengusulkan agar sekolah negeri favorit tidak
seenaknya menerima jumlah siswa. ”Sekolah negeri favorit harus mempertimbangkan
fasilitas yang dimilki. Kalau tidak beginilah jadinya, terpaksa ada siswa
sekolah siang hari” ungkap siswa, yang masih duduk sebangku dengan Roni.
Pendapat berbeda dikemukakan
oleh Komang Kaka Pradana. Siswa yang masih sekelas dengan Roni dan Arya ini
mengemukakan bahwa membengkaknya siswa di sekolah negeri favorit tahun ini
memang kerterlaluan. Tetapi ia tidak menyalahkan sekolah, karena orang tua juga
ikut mendesak agar anaknya bisa sekolah di sekolah negeri favorit. ”Sampai ada
kelas siang, itulah resikonya. Yang penting sekolah bisa menjaga kualitasnya,”
paparnya.
Namun, Roni dan Arya
berpendapat bahwa semestinya sekolah melihat fasilitas dan tenaga pengajar dulu
sebelum memutuskan jumlah siswa yang akan di terima. Karena menurut mereka,
akan berdampak terhadap kualitas pendidikan di sekolah tersebut. ”Jika terus
dibiarkan akan berpengaruh terhadap kualitas sekolah itu sendiri,” imbuhnya.
Ditambahkan pula, agar masyarakat dan pemerintah ikut mengawasi penerimaan
siswa pada tahun-tahun mendatang. (Irfan)
0 komentar:
Posting Komentar